Senin, 01 Desember 2014

Sereno Dwight: Belajar dari Khotbah Jonathan Edwards (2)

[Dwight pernah menanyai seorang pria yang telah mendengar khotbah Edwards secara pribadi tentang apakah Edwards seorang pengkhotbah yang fasih. Pria itu berkata:]

"Dia tidak secara sengaja menggunakan variasi-variasi suara, dan tidak ada penekanan yang kuat. Dia jarang membuat isyarat tubuh, atau bahkan bergerak; dan dia tidak berusaha menunjukkan keelokan gayanya atau dengan ketegapan parasnya, untuk memuaskan selera dan memesonakan imajinasi. Tetapi, jika yang Anda maksud dengan kefasihan adalah kuasa dalam menyampaikan kebenaran penting di hadapan sidang pendengar, dengan argumen berbobot yang meyakinkan, dan dengan perasaan yang intens, sehingga seluruh jiwa si pembicara dimasukkan ke dalam setiap bagian konsep dan penyampaian; supaya perhatian yang khidmat dari seluruh pendengar terpaku, dari awal hingga akhir, dan yang tinggal adalah kesan yang tidak dapat dihapus; Tuan Edwards adalah pria yang paling fasih berbicara yang pernah saya dengar".

(dari buku John Piper, "Supremasi Allah Dalam Khotbah" [Surabaya: Momentum])