Minggu, 05 Agustus 2012

Siapakah Matthew Henry?

Matthew Henry lahir pada tahun 1662, di tengah masa sulit di mana lebih 2000 pendeta gereja Presbiterian dilarang berkhotbah lagi. Ia lahir dari keluarga pendeta Puritan. Kakaknya John, meninggal pada usia 6 tahun karena penyakit campak. Ketika masih balita, Matthew sendiri juga terserang penyakit itu dan nyaris direnggut nyawa.

Sejak kecil, ia sudah mengasihi Tuhan Yesus dengan segenap hati dan mengakuiNya sebagai Juruselamat. Usianya baru tiga tahun ketika ia sudah mampu membaca satu pasal dari Alkitab lalu memberikan keterangan dan pesan tentang apa yang dibacanya.

Sejak kecilnya Matthew sudah diajarkan bahasa Ibrani, Yunani dan Latin oleh ayahnya, sehingga walaupun masih sangat muda, ia sudah pandai membaca Alkitab dalam bahasa aslinya.

Pada tahun 1685, ketika berusisa 23 tahun, ia pindah ke London, untuk belajr hukum di Universitas London. Matthew tidak berniat menjadi ahli hukum, ia hanya menuruti saran ayahnya dan orang lain yang berpendapat bahwa studi itu akan memberikan manfaat besar baginya karena keadaan di Inggris pada masa itu tidak menentu bagi orang Kristen khususnya kaum Puritan.

Beberapa tahun kemudian, dalam hatinya ia merasa terpangggil menjadi pendeta. Setelah berdoa dengan tekun dan meminta petunjuk Tuhan, ia akhirnya memilih jemaat Chester dan pada tanggal 9 Mei 1687, ia diteguhkan sebagai pendeta di jemaat tersebut.

Ia mengalami dukacita mendalam karena istrinya yang pertama dan beberapa anaknya meninggal. Pada akhir hidupnya ia terkena penyakit diabetes sehingga sering merasa letih dan lemah.

Setelah menjadi hamba Tuhan di London, pada suatu hari ia merasa kurang sehat. Malam itu ia sulit tidur dan menyadari ajalnya sudah dekat. Ia dipenuhi rasa damai dan menulis: "kehidupan orang yang mengabdikan diri bagi pelayanan Tuhan merupakan hidup yang paling menyenangkan dan penuh penghiburan. Ia menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 22 Juni 1714.

Nas dalam kebaktian pemakamannya diambil dari Matius 25:21: "Maka kata tuannya itu kepadanya: baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia: engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu".